Bahaya Roleplay di Medsos bagi Anak: Bisa Picu Gangguan Jiwa hingga Kehilangan Jati Diri
Foto: Getty Images/iStockphoto/uzhursky |
Permainan roleplay di media sosial menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak orang, terutama orang tua yang memiliki anak usia dini.
Permainan ini melibatkan penggunaan akun TikTok untuk berinteraksi dengan orang asing dengan memerankan karakter tertentu.
Apa yang mendorong anak-anak tertarik untuk bermain roleplay?
Apa dampaknya bagi perkembangan psikologis mereka?
Artikel ini akan membahas hal-hal tersebut berdasarkan sumber-sumber terpercaya.
Foto: Tangkapan layar viral/TikTok |
Menurut psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, anak-anak bermain roleplay di media sosial karena ingin mendapatkan perlakuan tertentu yang mungkin tidak mereka dapatkan di dunia nyata, seperti komunikasi yang baik, kehangatan, dan apresiasi.
Ketika mereka merasakan kenyamanan dari permainan tersebut, mereka akan mengeluarkan hormon dopamine yang membuat mereka merasa tenang dan nyaman sesaat.
Namun, ketika hormon tersebut menurun, mereka tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan ketenangan itu selain melakukan hal yang sama, sehingga terjadilah pola perilaku yang berulang-ulang.
Perilaku ini tentu saja berisiko bagi kesehatan mental anak-anak. Salah satu risikonya adalah anak-anak bisa menjadi korban pelecehan seksual atau kekerasan verbal dari orang asing yang tidak bertanggung jawab.
Pengalaman ini bisa menyebabkan trauma yang tersimpan di alam bawah sadar anak-anak dan memengaruhi kehidupan mereka di masa depan.
Risiko lainnya adalah anak-anak bisa mengalami gangguan dalam membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak nyata, karena mereka semakin meyakini bahwa mereka sudah menjadi atau memiliki peran yang mereka mainkan dalam roleplay. Hal ini bisa menyebabkan kondisi psikotik yang mengganggu fungsi kognitif dan sosial anak-anak.
Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan perhatian lebih kepada anak-anak mereka yang bermain roleplay di media sosial. Orang tua perlu memberikan edukasi tentang bahaya dari permainan tersebut dan mengawasi aktivitas online anak-anak mereka.
Orang tua juga perlu memberikan kasih sayang, penghargaan, dan komunikasi yang baik kepada anak-anak mereka agar mereka tidak merasa kurang dihargai atau dicintai. Jika diperlukan, orang tua bisa membawa anak-anak mereka ke psikiater atau psikolog untuk mendapatkan bantuan profesional.